Kisah Pedang Zulfikar Bersama Sayyidina Ali Bin Abi Tholib
Pedang merupakan salah satu senjata perang yang digunakan pada era sebelum adanya senjata api. Kisah menarik dari sebuah pedang mungkin akan menjadi hal yang tak terlupakan bagi pemiliknya bahkan akan melegenda sampai akhir nanti.
Seperti pedang ZULFIKAR milik Rosululloh SAW yang kemudian diwariskan kepada orang terdekatnya , sahabat , keponakan sekaligus menantunya yaitu Ali Bin Abi Tholib.
Rosululloh Muhammad SAW memberikan pedang kepada Ali Bin Abi Tholib karena pedang milik Ali patah saat bertempur di medan perang.
Gambar : globalmuslim |
Gambar : dream.com |
Setiap pedang memiliki ciri khas masing-masing, biasanya si empunya pedang memberi nama pada pedang tersebut.
Seperti pedang milik Rosululloh SAW dan Ali Bin Abi Tholib ini diberi nama Zulfikar yang memiliki kisah yang akan selalu dikenang sampai akhir zaman. Zulfikar sendiri memiliki arti Zul=" Pemilik " dan Fiqar=" Ketajaman ".
Menurut penelitian belum ada yang mampu membuat pedang seperti pedang Zulfikar. Pedang Zulfikar mampu membelah batu hanya dalam satu tebasan itulah keistimewaan dari pedang ini.
Bentuk pedang zulfikar panjang melengkung dengan ujung yang terbelah dua (bermata dua) dan terdapat tulisan arab di badan pedang. Sarung pedang Zulfikar terbuat dari logam sepuh berwarna keemasan.
Kisah Pedang Zulfikar Bersama Sayyidina Ali bin Abi Tholib
Mungkin sobat buko-moto sering mendengan slogan :
"Tidak ada pedang, setajam pedang Zulfikar dan tidak ada pemuda yang setangguh Ali bin Abu Thalib".
Itulah kiranya gambaran mengenai pedang Zulfikar dan Pemiliknya. Slogan tersebut selalu didengung-dengungkan umat muslim saat ketika perang uhud.
Saat Perang badar berkecamuk , korban yang meninggal dari kaum Quraisy berjumlah 70 orang dan kaum Quraisy menderita kekalahan. Dari 70 korban kaum Quraisy konon kabarnya sepertiga jumlah korban merupakan persembahan dari Pedang Zulfikar Ali Bin Abi Tholib
Dalam perang Khandak ada seorang juwara yang terkenal tangguh bangsa Quraisy yaitu Amru bin Wud Al'Amiri. Dengan angkuhnya ia menantang kaum muslimin untuk duel dengannya. Setelah meminta izin kepada Rosululloh SAW untuk melawan Amru bin Wud Al'Amiri , Ali bin Abi Tholib pun bersiap dengan pedang ZULFIKAR yang terhunus siap menghadapi Amru bin Wud Al'Amiri.
Meskipun Amru bin Wud Al'Amiri mengejek Ali bin Abi Tholib yang waktu itu masih muda usia , namun Ali bin Abi Tholib tidak gentar dan membalasnya dengan kata-kata yang membangkitkan semangat perang.
AMRU
Siapakah kamu hai anak muda?
ALI
Aku adalah Ali.
AMRU
Kamu anak Abdul Manaf?
ALI
Bukan Aku anak Abu Tholib.
AMRU
Kamu jangan maju kesini hai anak saudaraku, kamu masih kecil , aku menginginkan yang lebih tua darimu karena aku pantang menumpahkan darahmu.
ALI
Jangan sombong dulu hai Amru! Aku akan buktikan bahwa aku dapat merobohkan-mu hanya dalam beberapa detik saja dan aku tidak segan-segan untuk menghantarkan-mu ke liang kubur.
Amru bin Wud Al'Amiri mendadak menjadi marah dan menghunuskan pedangnya ke arah Ali lalu menyerang Ali secara tiba-tiba. Ali bin Abi Tholib menangkis serangan Amru dengan tameng yang terbuat dari kulit binatang sehingga pedang Amru tertancap di tameng tersebut.
Tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan cepat Ali menghantamkan pedang Zulfikar pada tengkuk Amru hingga ia tersungkur ke tanah dan bersimbah darah, dan hal itu membuat kaum kafir Quraisy lainnya lari tunggang langgang.
Ketika Ali bin Abi Tholib ditunjuk oleh Rosullulloh untuk memimpin perang menembus benteng Khaibar , Ali tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan oleh Rosululloh SAW.
Dengan penuh semangat Ali mendekati Benteng Khaibar dan memusatkan pasukannya pada sebuah batu karang dekat Benteng. Setelah siap untuk menyerang , ALI memberikan komando kepada pasukannya untuk menembus Benteng Khaibar dan terjadilah perang yang sengit antara Orang Muslim dan Orang Yahudi.
Ali memainkan pedang Zulfikarnya untuk menumpas pasukan musuh. Tidak ada yang selamat dari tebasan pedang Zulfikar tersebut.
Perang yang sangat sengit membuat Ali harus mengerahlan seluruh kemampuannya , hingga pada suatu ketika orang yahudi berhasil mengarahkan pedangnya dengan cepat ke arah Ali , Namun dengan sigap Ali menangkis serangan tersebut dengan tamengnya , sayang tameng milik ALI terjatuh lalu dengan cepat ia meraih sebuah pintu besi besar yang ada di dekatnya untuk dijadikan tameng.
Ali menggunakan Pintu Besi Besar tersebut hingga perang yang dimenangkan kaum muslimin itu usai.
Abu Rofi' seorang sahabat yang ikut perang itu menyatakan,"Aku telah menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri bagaimana Ali bin Abu Thalib mencabut pintu besi yang besar itu untuk dijadikan tameng-nya, Setelah tameng-nya terjatuh dari tangannya." Kemudian setelah perang usai, ada delapan orang laki-laki, salah seorang diantaranya adalah aku sendiri, yang berusaha untuk menggotong dan menempatkan kembali pintu besi itu ke tempat semula, tetapi mereka tidak mampu untuk melakukannya karena terlalu berat."
Pedang Zulfikar Sekarang
Pedang Zulfikar sampai sekarang belum diketahui keberadaannya. Setelah Ali bin Abi Tholib wafat, pedang Zulfikar diwariskan kepada putranya Husayn. Namun setelah Sayyidina Husayn wafat, pedang tersebut menghilang entah kemana.
Riwayat lain mengatakan bahwa :
Setelah Sayyidina Ali pulang kerahmatullah, pedang ini berpindah dari satu tangan ke tangan lain hingga sampai ke tangan Khalifah Al-Mahdi Al-Abbasi kemudian ke tangan Al-Hadi dan akhirnya ke tangan Khalifah Harun Al-Rashid. Kemudian pedang ini dipinjamkan kepada Yazid bin Mizyad Ash-Shaibani waktu diutus untuk membasmi pemberontak yang dipimpin oleh Al-Walid bin Tharif Ash-Syaari.
Setelah Harun Al-Rashid pulang kerahmatullah, pedang ini dipegang oleh Khalifah Al-Muqtadir dan beliau pernah menggunakan pedang ini untuk memerangi Mu'nisul Muzhaffar sewaktu mengepung kota Baghdad. Setelah kota Baghdad runtuh pada masa Khalifah Al-Mustanshir, pedang ini jatuh ketangan khalifah-khalifah Fatimiyyah.
Kemudian pedang ini dikembalikan ke khalifah di Baghdad. Namun pada masa pemerintahan Sultan Salim saat terjadi banyaknya kekerasan di Kota Baghdad, hilanglah pedang yang penuh bersejarah ini.
Pada tahun 2014 , seorang pemuda di Yaman mengklain telah menemukan pedang Zulfikar dan Alquran tertua di dunia di sebuah gunung sebelah selatan kota Dhale. Namun hal itu perlu dibuktikan kebenarannya.
Saat diadakannya Pameran Islamic Fair di aula Skodam V Brawijaya Kota Malang yang menunjukan REPLIKA sejumlah pedang milik Rasululloh SAW, pedang Zulfikar mendapat perhatian lebih dari pengunjung pameran.
Mereka rela antri untuk ikut berfoto dengan pedang legendaris milik Ali Bin Abi Thalib yang telah terkenal keampuhannya. Pedang milik Ali bahkan masuk dalam jajaran pedang hebat milik tokoh populer dunia seperti Pedang Excalibur milik Raja Arthur dari Inggris.
Kisah pedang Zulfikar memang panjang dan terdapat beberapa versi hilangnya pedang hebat ini. Namun dibalik semua itu pedang Zulfikar merupakan legenda dan mendapat tempat yang tinggi dikalangan umat muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar